Kamis, 06 September 2012

Peribahasa Indonesia dan Artinya

Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat. Keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa di negara Indonesia berpengaruh pada perbendaharaan kalimat, yaitu Peribahasa Indonesia. Berikut ini saya akan memberikan beberapa Peribahasa Indonesia beserta arti atau maknanya.
Yuukk kita liat sobat peribahasa negara kita.. ^_^

Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja.
- Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan
 
Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang.
Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.

Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.

Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.

Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.



Membagi sama adil, memotong sama panjang.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.

Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.

Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.

Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.

Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.

Tong kosong nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.

Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.

Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.

Bagaikan burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.

Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.

Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.

Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.

Jauh di mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.

Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.

Badan boleh dimiliki, hati jangan.
Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki.
Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.

Lain di bibir lain di hati.
Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.

Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat.
Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.



Ada harga ada rupa.
Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.

Membelah dada melihat hati.
Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.

Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.
Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.

Karena mata buta, karena hati mati.
Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.

Pandai berminyak air.
Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.

Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan.
Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.

Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.
Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.

Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul.
Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.

Lubuk akal tepian ilmu.
Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.

Nasi tak dingin, pinggan tak retak.
Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.

Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri.
Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.

Seludang menolak mayang.
Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.

Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua.
Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.

Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian.
Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.

Ditindih yang berat, dililit yang panjang.
Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.

Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan.
Suka dan duka dijalani bersama.
Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar