BAB I
PENDAHULUAN
Bagaimana memulai suatu
usaha supaya berhasil ? Pertanyaan ini
seringkali muncul di bawah pengusaha. Namun demikian, belum pernah ditemukan
jawaban yang pasti. Menurut literatur, penelitian dan pengalaman,
keberhasilan suatu usaha tergantung pada
kemampuan untuk menemukan peluang dalam pasar dan mengelola sumber-sumber daya
yang ada untuk menghasilkan sesuatu yang menarik bagi pelanggan serta mengambil
resiko-resiko yang ada.
Seorang pengusaha dengan
ide bisnis yang baik belum tentu menjamin keberhasilan suatu usaha. Untuk
memulai suatu usaha tentunya tidak terlepas dari masalah perencanaan. Ide
bisnis yang ada harus dikembangkan dalam bentuk rencana usaha meskipun
usaha yang akan dibuka sangat sederhana.
Dalam pikiran pengusaha,
meskipun perencanaan tersebut tidak tertulis, pasti sudah ada jawaban atas
berbagai pertanyaan yang berkaitan
dengan usaha, misalnya , usaha yang akan dibuka, mengapa memilih usaha
tersebut, dimana lokasinya, siapa konsumennya dan sebagainya. Jadi pada dasarnya
perencanaan merupakan faktor yang sangat penting dalam memulai suatu usaha.
Adapun manfaat dari penyusunan perencanaan adalah sebagai berikut:
1.
Memudahkan pembuatan program kerja
2.
Memudahkan pelaksanaan kerja
3.
Pelaksanaan akan lebih efisien dan terarah
4.
Sebagai acuan dalam mengambil keputusan
Untuk itu suatu rencana
usaha harus ditulis dan resmi supaya dapat digunakan sebagai acuan untuk
menjalankan usaha, menjadi lebih fokus.
Rencana usaha yang tertuang
dalam bentuk tulisan dan resmi disebut proposal usaha yang dikenal dengan
istilah Business Plan/ rencana bisnis. Proposal usaha atau Business Plan merupakan suatu dokumen
yang menyatakan keyakinan akan kemampuan suatu usaha untuk menjual barang atau
jasa sehingga dapat menarik minat pihak luar untuk bekerjasama.
Di dalam proposal usaha,
pengusaha menyatakan tujuan, visi, misi dari bisnis yang akan dijalankan.
Penyusunan proposal usaha dapat dijadikan sebagai media komunikasi untuk
menerangkan profil usaha atau bisnis yang akan dikembangkannya. Oleh karena itu
setiap aspek usaha harus didiskripsikan dengan jelas yang meliputi :
1.
Menetapkan jenis usaha yang akan
dikembangkan
2.
Operasional produksi
3.
Pemasaran produk
4.
Sumber daya manusia
5.
Organisasi dan manajemen
6.
Permodalan/financial
7.
Penelitian dan pengembangan
8.
Resiko yang dihadapi
9.
Aspek yuridis
10.
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Pada dasarnya proposal
usaha terdiri atas sasaran dan strategi. Sasaran adalah segala sesuatu yang
ingin dicapai pengusaha, sedangkan strategi adalah arah tindakan untuk mencapai
sasaran usaha.
BAB
II
RUANG
LINGKUP PROPOSAL USAHA
1. Pengertian Proposal Usaha
Secara
umum proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh pengusaha
dalam menggambarkan semua unsur yang relevan baik internal maupun eksternal
mengenai rencana bisnisnya.
Definisi
lain menggambarkan bahwa proposal usaha atau Business Plan adalah sebuah selling
document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan-harapan suatu usaha yang
akan dibuka kepada penyandang dana potensial.
Menurut
Bygrave : A bussines plan is selling
document that convoys the excitement and promise of your ussines to any potensial backers or
stakeholders.
Adalah
suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk
menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan
menarik bagi penyandang dana.
Menurut
Hisrich Peters : The bussines plan is
written document prepared by the entrepreneur that describes all the relevant
external and internal elements involved in starting a new venture. It is often
integration of functional plans such as marketing, finance, manufacturing and
human resources.
Adalah
dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua
unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan
untuk memulai suatu usaha, biasanya menyangkut pemasaran, permodalan,
manufaktur dan sumber daya manusia.
2. Pentingnya Proposal Usaha
Dalam
menyusun proposal usaha tentunya pengusaha menyesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai. Proposal itu harus dapat menggambarkan segala aspek yang
berkaitan dengan usaha yang akan dibuka sehingga dapat menarik minat penyandang
dana atau sumber lain yang akan diajak bekerjasama.
Dalam
hal ini penyusunan proposal usaha dapat dijadikan sebagai media komunikasi
dengan pihak-pihak luar. Begitu pentingnya proposal usaha maka sebaiknya
penyusunan proposal usaha harus murni dibuat oleh pengusaha itu sendiri dan
tidak hanya sekedar menyalin proposal usaha milik orang lain.
Ada
beberapa alasan mengapa pengusaha perlu menyusun proposal usaha, antara lain :
Ø Untuk
memperoleh bantuan modal dari investor atau penyandang dana. Ada kalanya
pengusaha yang akan membuka usaha tidak dapat menyediakan modal sendiri
sehingga membutuhkan bantuan modal dari investor.
Ø Untuk
memberikan gambaran tentang kinerja bisnis yang akan dijalankan kepada pihak
luar. Dengan membaca proposal usaha, biasanya sudah dapat menggambarkan
kemampuan pengusaha tersebut dalam mengelola bisnisnya dan bagaimana operasional
bisnis yang dijalankan.
Ø Dapat
menjadi pedoman bagi pengusaha untuk tetap focus pada tujuan dan target
bisnisnya. Dalam proposal usaha tercantum lengkap tujuan, visi, misi serta
rencana-rencana bisnis yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan usahanya.
Ø Untuk
mendapatkan kesempatan meraih keberhasilan. Dengan adanya proposal usaha maka
pihak luar mendapatkan informasi yang lengkap tentang usaha yang akan dibuka.
Diharapkan adanya ketertarikan dari pihak luar untuk bekerjasama. Hal ini dapat
menuntun pengusaha menuju keberhasilan.
Menurut
Bygrave (1944:115) terdapat beberapa alasan penting mengapa harus menyusun Bussines Plan :
1. To sell yourself on the bussines.
Dengan membuat proposal usaha yang baik,
menarik dan mudah dipahami oleh pihak lain, maka pengusaha secara tidak
langsung menjual ide bisnis dan gagasan bisnisnya kepada pihak lain yang akan
diajak bekerjasama (para investor, pemasok, pengelola jasa bisnis, dsb)
2. To obtain bank financing.
Proposal usaha yang lengkap dapat memberikan
gambaran yang jelas dan meyakinkan kepada pihak bank untuk mengalirkan dananya.
3. To obtain investment fund.
Para pemilik modal umumnya akan mencari
perusahaan yang mempunyai kondisi sehat keadaannya. Kondisi ini dapat dilihat
dalam proposal usaha, proposal usaha yang disusun dengan baik menunjukkan
rencana yang jelas dan terperinci sehingga dapat menarik minat para pemilk
modal.
4. To obtain large contracts.
Sebagai pengembangan, proposal usaha dapat
digunakan untuk memperluas hubungan kerjasama dengan perusahaan lain. Dengan proposal
usaha yang baik dapat memberikan gambaran bahwa usaha yang akan dibuka
merupakan peluang bisnis bagi perusahaan lain sehingga menjadi tertarik untuk
melakukan kerjasama.
5. To attract key employees.
Proposal usaha yang dibuat pengusaha dapat
menarik minat karyawan professional untuk bergabung bersama. Dengan melihat
proposal usaha suatu perusahaan, karyawan profesional dan berpengalaman sudah
dapat menilai dengan jelas apakah usaha yang akan dijalankan perusahaan bisa
berhasil atau tidak. Apabila dirasakan dapat menguntungkan karyawan tersebut
maka mereka akan tertarik untuk bergabung bersama. Perlu diketahui dalam dunia
usaha, perusahaan lebih banyak mencari karyawan yang professional untuk
dipekerjakan.
6. To motivate and focus your management
team.
Proposal usaha dapat digunakan sebagai arahan dan
panduan bagi manajemen untuk menjalankan usahanya, sehingga lebih focus dan tidak menyimpang dari tujuan
yang telah ditetapkan.
Keberhasilan
suatu usaha tentunya tidak hanya ditentukan oleh proposal usaha yang baik saja,
tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Namun demikian,proposal usaha
tersebut sangat diperlukan. Pengusaha dalam membuat proposal usaha selalu
mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Hal ini tidak terlepas
untuk menunjang keberhasilan usahanya.
Kapan
pengusaha perlu menyusun proposal usaha?
o
Ketika berpikir untuk membuka usaha/bisnis.
o
Sebelum memulai usaha
o
Ketika usaha perlu diperbaharui
o
Untuk memperoleh informasi baru,
o
Dsb
3. Manfaat Proposal Usaha.
Ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh pengusaha dengan menyusun proposal usaha
yaitu:
a. Sebagai
alat komunikasi dalam menggambarkan usaha yang akan dibuka secara menyeluruh kepada pihak lain.
b. Sebagai
alat pembanding antara kinerja usaha yang aktual dengan yang diperkirakan.
c. Membantu
pengusaha memahami persaingan faktor ekonomi
dan analisis financial, sehingga dapat dengan cermat membuat asumsi
tentang seberapa besar kesempatan untuk meraih sukses.
d. Untuk
mengembangkan dan menguji strategi dan hasil yang diharapkan dari sudut pandang
pihak luar.
e. Untuk
memperjelas keberadaan sumber-sumber dana dalam mengelola usaha, karena dapat
digunakan sebagai berikut :
Ø Memberikan
keterangan yang lengkap dan jelas mengenai sumber-sumber dana
Ø Memberikan
gambaran tentang kemampuan pengusaha
untuk memenuhi kewajibannya
Ø Memberikan
informasi potensi pasar dan perkiraan market share yang mungkin diraih
Ø Mengidentifikasikan
adanya resiko kritis sehingga memudahkan menentukan langkah antisipasi.
4. Sistematika Penyusunan Proposal Usaha
Untuk
membuat sebuah proposal usaha yang baik ada beberapa langkah yang harus
diikuti, yaitu :
a. Mengetahui
faktor-faktor penting dalam proses penyusunan proposal usaha
b. Menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat proposal usaha
c. Mengetahui
dan menyiapkan faktor-faktor penunjang
d. Mengetahui
petunjuk penyusunan proposal usaha
Langkah
pertama adalah mengetahui beberapa hal yang merupakan faktor-faktor
penting yang harus diperhatikan untuk menyusun proposal usaha yang baik dan
professional. Hal ini merupakan dasar bagi seorang pengusaha untuk melaksanakan
ketiga langkah berikutnya. Faktor-faktor penting tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Tujuan yang realistis.
Tujuan
usaha yang ingin dicapai hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dana harus
lebih spesifik sehingga jelas dapat diukur ketercapaiannya. Disamping itu harus
ada kesamaan dan kesatuan antara waktu dan parameternya.
b.
Fleksibilitas.
Proposal
usaha yang akan disusun harus bisa menyesuaikan dengan segala perkembangan
usaha yang aktual. Flesibilitas yang ada
memungkinkan pengusaha membuat atau
merumuskan alternatif strategi untuk menghadapi perkembangan usaha.
Setiap
tujuan yang ditetapkan dan disusun dalam proposal usaha harus dibuat secara
berkesinambungan dan berkelanjutan. Artinya beberapa tujuan yang ditetapkan
mempunyai hubungan yang saling terkait dan mendukung tercapainya tujuan
selanjutnya. Dan setiap kemajuan yang dicapai mempunyai batasan waktu. Ada evaluasi
waktu di setiap kemajuan yang dicapai.
d.
Komitmen.
Untuk
memulai suatu usaha, pengusaha tidak akan dapat berjalan sendiri tanpa dukungan
semua pihak yang terlibat baik itu keluarga, mitra bisnis, karyawan maupun
pihak lain yang diperlukan. Semua pihak yang terlibat harus mendukung dan
berkomitmen bersama untuk menjalankan usaha tersebut.
Langkah
kedua adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk membuat proposal usaha. Langkah kedua ini lebih banyak berbicara tentang
kemampuan yang harus dimiliki oleh pengusaha dalam memulai suatu usaha. Ada 5
(lima) hal yang diperlukan.
Pengusaha dalam
mempersiapkan sebuah proposal usaha, yakni :
1.
Memiliki pengetahuan di bidang teknologi,
daya kreatifitas, inisiatif dan inovatif
2.
Memiliki kemampuan untuk membuat proyeksi
financial
3.
Memiliki kemampuan dalam bidang pemasaran,
produksi dan sumber daya manusia
4.
Memiliki kemampuan dalam bidang manajemen
usaha
5.
Memiliki visi dan misi yang jelas dan fokus
Langkah
ketiga selanjutnya adalah mengetahui dan menyiapkan faktor-faktor
penunjang lainnya. Terdapat dua faktor yang merupakan penunjang dari isi
proposal usaha yaitu :
1.
Analisis Situasi Persaingan.
Pengusaha
membutuhkan berbagai sumber yang akan digunakan untuk memantau para pesaing
potensialnya. Hal ini penting dilakukan karena dapat mempengaruhi strategi
pemasaran yang akan digunakan. Terkait pula terhadap tujuan dari
prospek-prospek usahanya. Pengetahuan tentang analisis situasi persaingan ini
juga digunakan untuk memperkirakan seberapa besar kekuatan dan kelemahan
produk yang sudah ada di pasaran dan mengukur
daya saing produknya dibandingkan produk lainnya.
2.
Kebijakan Dalam Menetapkan Harga.
Penetapan
harga produk yang dilakukan harus benar-benar tepat supaya harga produk
tersebut dapat berhasil menembus pasar dan menghasilkan keuntungan maksimal.
Untuk menetapkan harga juga harus memperhatikan harga-harga yang terdapat di
pasar.
Langkah
keempat adalah pengusaha harus mengetahui petunjuk penyusunan
proposal usaha. Menetapkan jenis usaha yang diinginkan sekaligus menguntungkan
adalah pekerjaan yang tidak mudah. Untuk menetapkannya, seorang pengusaha harus
bekerja keras mendapatkan informasi yang
relevan. Informasi ini antara lain dapat diperoleh dari :
1.
Kontak pribadi,
- Pengusaha
- Professional
- Konsumen
2.
Pengamatan
- Pameran
perdagangan
- Konsumen
- Pemasok
- Pesaing
- Distributor
- Mantan
pegawai
- Agen
- Tenaga
ahli dan praktisi
3.
Surat langsung
- Bacaan
- Laporan
dan statistik
- Media
- Buku
- Direktori
- Informasi
pemerintah
- Asosiasi
dagang
4.
Penelitian, internet dan web
- Pesaing
- Pasar
- Informasi
industri
- Departemen
pemerintah
Setelah mendapatkan
informasi yang relevan, selanjutnya adalah menyusun proposal usaha. Secara
umum, proposal usaha harus disusun berdasarkan analisa SWOT (strength,
weakness, opportunity and threat) yaitu analisis mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan resiko-resiko yang akan dihadapinya.
Sedangkan informasi yang
tercakup dalam sebuah proposal usaha antara lain tentang uraian usaha, produk,
lokasi, pasar, persaingan, laporan keuangan, manajemen, personalia, proposal
kredit dan lampiran pelengkap lainnya.
a. Uraian Usaha.
Uraian
Usaha berisi penjelasan singkat tentang usaha yang sedang atau akan dijalankan
oleh pengusaha. Di bagian ini, pengusaha mengemukakan latar belakang pemilihan
bidang usaha dan prospek usahanya di masa mendatang. Berbagai keunggulan dan
kendala-kendala yang dihadapi serta antisipasi pemecahannya dikemukakan juga.
b. Produk.
Tentang
produk diuraikan secara rinci mulai dari bentuk, ukuran, jenis, kegunaan,
kuantitas hasil produk per periode, dan lain-lain. Produk yang akan dihasilkan
bergantung kepada minat dan pengetahuan pengusaha. Kadang-kadang pengusaha
tersebut sudah mempunyai pengetahuan dalam menghasilkan produk, baik dari
pengalaman sendiri maupun pengalaman dari orang lain. Beberapa hal yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih produk yang akan dihasilkan,
antara lain :
- Permintaan
konsumen terhadap produk
- Kebutuhan
konsumen yang masih belum teridentifikasi
- Daya
beli konsumen
- Persaingan
dalam pasar
- Sumber-sumber
daya yang menunjang produksi
c. Lokasi.
Lokasi
usaha yang akan dipilih harus dicantumkan dalam proposal usaha. Hal ini
dikarenakan lokasi merupakan bagian dari aspek pemasaran disamping harga dan
promosi. Untuk menentukan lokasi usaha ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Hubungan
ke belakang (backward linkage),
misalnya bagaimana memperoleh bahan baku. Hubungan ini berdampak pada besarnya
biaya produksi.
2. Hubungan
ke depan (forward linkage), misalnya
daerah hasil pemasaran. Hubungan ini terkait dengan masalah penjualan dan
distribusi produk untuk sampai ke tangan konsumen. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain :
o
Dekat dengan sumber bahan baku
o
Dekat dengan pasar
o
Kemudahan untuk mendapatkan sumber daya
manusia
o
Kemudahan dalam hal transportasi
o
Kemudahan dalam memperoleh bahan baku
o
Kemudahan dalam memperoleh air
o
Sikap pemerintah setempat dan masyarakat
sekitar
d. Pasar dan Segmen Pasar.
Dalam
proposal usaha juga ditetapkan jenis
pasar apa yang menjadi sasarannya. Demikian juga dengan segmen pasar
yang akan dituju, bagaimana posisi perusahaan di dalam pasar tersebut.
Ada
5 (lima ) jenis pasar yang menjadi sasaran dari produk perusahaan, yaitu:
1. Pasar
Monopoli
2. Pasar
Persaingan Sempurna
3. Pasar
Oligopoli
4. Pasar
Monopolistis
5. Pasar
Monopsoni
Sedangkan
posisi perusahaan di dalam pasar yang akan dituju dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :
1. Pemimpin
Pasar (market leader)
2. Penantang
Pasar (market challenger)
3. Pengikut
Pasar (follower market)
4. Perelung
Pasar (nice market)
e. Aspek-Aspek Lain.
Hal-hal
lain yang harus diuraikan secara terperinci dalam proposal usaha adalah sebagai
berikut:
1. Persaingan.
Dalam proposal usaha menyebutkan dengan
jelas dimana posisi perusahaan diantara para pesaing (competitor) yang akan dihadapi di dalam pasar. Disamping itu
pengusaha juga harus mampu menggambarkan strategi pemasaran yang akan
dijalankan untuk memenangkan persaingan. Strategi pemasaran tersebut meliputi :
distribusi, promosi dan rencana pengembangan produk. Penentuan strategi
pemasaran ini sangat penting karena
dapat menjadikan peluang keberhasilan sebuah usaha yang sedang atau yang akan
dilaksanakan.
2. Laporan
Keuangan.
Pengusaha wajib mencantumkan laporan
keuangan yang dimiliki. Hal ini bermanfaat bagi pihak penyandang modal untuk
menilai kemampuan riel maupun kemampuan potensial perusahaan tersebut. Laporan
keuangan antara lain meliputi :
o
Neraca perusahaan
o
Laporan Rugi/Laba
o
Laporan per modal (equitas)
Dari laporan keuangan ini puhak luar yang
bekerjasama dengan perusahaan dapat menilai likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas perusahan.
3. Manajemen.
Dalam proposal usaha juga menguraikan
perihal bentuk kepemilikan, struktur organisasi serta peranan dan wewenang
masing-masing bagian dalam organisasi perusahaan. Demikian juga tentang status
badan usaha yang akan dijalankan, apakah berstatus persereoan terbatas, firma,
CV atau bentuk badan usaha lainnya.
4. Personalia.
Pengusaha menjelaskan secara teperinci
susunan personalia yang mengisi struktur organisasi. Untuk mendapatkan dan
menempatkan pegawai yang sesuai dengan bidangnya, benar-benar dilakukan dengan
cermat dan teliti. Pertimbangan tentang kemampuan, kualitas dan kuantitas
pegawai dilakukan secara professional tanpa mengenal kolusi maupun nepotisme.
5. Proposal
Kredit.
Setelah memberikan gambaran yang jelas dan lengkap
tentang usaha yang akan dibuka atau dijalankan, pengusaha biasanya mencantumkan
proposal kredit. Tujuannya untuk mengajukan sejumlah dana yang diperlukan dalam
rangka mengembangkan usahanya. Kebutuhan dana yang diperlukan harus terperinci
alokasinya, misalnya untuk menambah jumlah mesin, menyewa gedung baru,
pembelian bahan baku dan sebagainya.
6. Lampiran/Dokumen
Penting Lainnya.
Bagian terakhhir dalam sebuah proposal usaha dilampirkan
dokumen-dokumen penting perusahaan. Dokumen tersebut berisi antara lain : akta
pendirian perusahaan, SIUP, sertifikat tanah, dan lain sebagainya.
BAB
III
SUSUNAN
PROPOSAL USAHA
1. Draft Proposal Usaha.
Pada
dasarnya belum ada aturan yang baku dalam pembuatan draft proposal usaha. Namun
secara umum draft proposal usaha memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Halaman
depan.
Pada halaman depan dicantumkan nama dan
alamat perusahaan serta nama orang yang bertanggungjawab.
b. Daftar
isi.
Memuat secara rinci seluruh isi draft
proposal lengkap dengan nomor halamannya.
c. Rangkuman
eksekutif.
Memuat isi keseluruhan proposal usaha.
d. Penjelasan
perusahaan.
Mengungkapkan strategi perusahaan dan Tim
Manajemen Pengelola Perusahaan.
e. Pemasaran.
Menjelaskan pasar yang akan dituju, besarnya
potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen di
masa yang akan datang.
f.
Barang dan jasa yang dihasilkan.
Menjelaskan tentang kuantitas, kualitas,
kegunaan dan keistimewaan barang dan jasa yang dihasilkan.
g. Usaha
meningkatkan penjualan.
Menjelaskan tentang strategi promosi, tenaga
penjual ataupun perwakilan-perwakilan penjual di berbagai daerah yang
digunakan.
h. Permodalan.
Menjelaskan mengenai rencana permodalan dan
proyeksinya, neraca pendahuluan, aliran kas dan pendapatannya.
i.
Appendiks.
Berisi berbagai keterangan atau
lampiran-lampiran yang diperlukan untuk melengkapi proposal usaha, misalnya
akta pendirian, SIUP, SITU,AMDAL maupun sertifikat usaha.
2. Model draft proposal usaha.
Berikut
ini contoh draft proposal usaha.
a.
Model
1
Bagian I :
Pendahuluan
A. Nama
dan Alamat Perusahaan
B. Nama
dan Alamat Penanggungjawab
C. Informasi
Usaha
Bagian
II : Uraian tentang Aspek-Aspek Usaha
A. Uraian
Umum Usaha
B. Latar
Belakang Industri
C. Sejarah
dan Latara Belakang Perusahaan
D. Tujuan
atau potensi dan pembagian waktu
E. Keunikan
produk atau pelayanan
Bagian
III : Aspek Pemasaran
A. Penelitian
dan Analisis
1. Target
Pasar atau konsumen
2. Ukuran
dan tren pasar
3. Situasi
persaingan
4. Kalkulasi/perkiraan
bagian pasar
B. Rencana
pemasaran
1. Strategi
pasar (penjualan dan distribusi)
2. Masalah
penetapan harga
3. Periklanan
dan promosi
Bagian
IV : Penelitian, Modal dan Pengembangan
A. Pengembangan
dan rencana desain
B. Hasil-hasil
penelitian teknologi
C. Kebutuhan
asisten penelitian
D. Struktur
biaya
Bagian
V : Aspek Pabrik
A. Pengembangan
dan rencana desain
B. Hasil-hasil
penelitian teknologi
C. Kebutuhan
asisten penelitian
D. Struktur
biaya
Bagian
VI : Aspek manajemen
A. Tim
manajemen
B. Struktur
legal (perjanjian cadangan barang, perjanjian tenaga kerja, kepemilikan, dll)
C. Susunan
direktur, penasihat, konsultan, dll
Bagian
VII: Aspek Resiko
A. Masalah-masalah
yang potensial
B. Resiko
dan hambatan
C. Tindakan
alternative
Bagian
VIII: Aspek Finansial
A. Perkiraan
Finansial
1. Keuntungan
dan kerugian
2. Arus
kas
3. Analisis
break event point
4. Biaya
B. Sumber-sumber
penggunaan dan
1. Rencana
anggaran
2. Penahanan
financial
Bagian
IX : Aspek jadwal pembagian waktu
A. Penentuan
waktu dan tujuan
B. Batas
waktu
C. Hubungan
peristiwa-peristiwa
Bagian
X : Appendiks atau Bibliografi
1. Surat-surat
2. Data
penelitian pasar
3. Surat-surat
kontrak dan dokumen perjanjian lainnya
4. Daftar
hara dari pemasok.
b.
Model
2.
Bagian I :
Pendahuluan
A. Nama
dan Alamat Perusahaan
B. Nama
dan alamat Pemilik
C. Nama
dan Alamat Penanggungjawab
D. Informasi
tentang bisnis yang dilaksanakan
Bagian
II : Rangkuman Eksekutif
Rangkuman
eksekutif lebih kurang tiga halaman yang menjelaskansecara lengkap isi proposal
usaha
Bagian
III : Analisis Industri
A. Perspektif
masa depan
B. Analisis
persaingan
C. Segmentasi
pasar yang akan dimasuki
D. Ramalan
tentang produk yang dihasilkan
Bagian
IV : Deskripsi Usaha
A. Produk
yang dihasilkan
B. Jasa
pelayanan
C. Ruang
lingkup usaha
D. Personalia
dan perlengkapan kantor
E. Latar
belakang identitas pengusaha
Bagian
V : Rencana Produksi
A. Proses
Produksi
B. Keadaan
gedung dan perlengkapannya
C. Sumber-sumber
bahan baku
Bagian
VI : Rencana Produksi
A. Penetapan
harga
B. Pelaksanaan
distribusi
C. Promosi
yang akan dilakukan
D. Pengembangan
produk
Bagian
VII : Perencanaan Organisasi
A. Informasi
tentang partner
B. Uraian
tentang kekuasaan
C. Latar
belakang anggota tim manajemen
D. Peranan
dan tanggungjawab personalia
Bagian
VIII: Resiko
A. Evaluasi
tentang kelemahan usaha
B. Gambaran
tentang teknologi
Bagian
IX : Perencanaan Permodalan
A. Neraca
permulaan perusahaan
B. Proyeksi
aliran kas
C. Analisis
titik impas (BEP)
D. Sumber-sumber
permodalan
Bagian
X : Appendiks
A. Surat-surat
B. Data
penelitian pasar
C. Surat-surat
kontrak dan dokumen perjanjian lainnya
D. Daftar
harga dari pemasok barang
c.
Model
3.
I. Aspek
Umum dan Struktur Organisasi
A. Nama,
jenis, bentuk dan tempat usaha
B. Visi
dan misi usaha
C. Tujuan
badan usaha
D. Struktur
organisasi usaha
II.
Aspek Pemasaran
A. Penetapan
pelanggan sasaran dan jangkauan pemasaran
B. Program
dan strategi pemasaran
C. Rencana
kegiatan pemasaran
D. Target
volume penjualan
III. Aspek
Operasi/Produksi
A. Rencan
produk
B. Kebutuhan
alat, mesin, sarana, dan prasarana
C. Sistem,
metode dan prosedur operasional/operasi
D. Tata
letak mesin dan peralatan
E. Program
analisis dampak lingkungan
IV. Aspek
Administrasi dan Kepegewaian
A. Surat
menyurat dan kearsipan
B. Pembukuan
ringan
C. Rencana
kebutuhan tenaga kerja atau kuantitas dan kualitas
D. Hak
dan kewajiban tenaga kerja
E. Program
pendidikan, latihan dan pengembangan
V.
Aspek Keuangan
A. Anggaran
pendapatan (income budget)
B. Anggaran
Arus Kas (cash flow budget)
C. Rencana
Pembentukan Modal
D. Program
Kerja bagian keuangan
E. Rencana
Pengendalian Keuangan (likuiditas, solvabilitas, probabilitas)
VI. Lampiran-lampiran
A. Surat-surat
Ijin Usaha
B. Hasil
Analisis Peluang Pasar
C. Katalog
dan daftar harga
D. Dokumen
penting lainnya
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas dan International
Labour Organization, Mari Belajar Bisnis
Modul 1, Jakarta, 2007
Depdiknas dan International
Labour Organization, Mari Belajar Bisnis
Modul 3, Jakarta, 2007
Depdiknas dan International
Labour Organization, Mari Belajar Bisnis
Modul 8, Jakarta, 2007
Mardiyanto , Drs., Kewirausahaan Untuk Kelas XI SMK,
Yudistira, Jakarta, 2008
Mardiyanto , Drs., Kewirausahaan Untuk Kelas XII SMK, Yudistira, Jakarta, 2008
Tim Kewirausahaan, Kewirausahaan Untuk Kelas XI SMK, Galaxi Puspa Mega, Jakarta, 2007
Indah Setyowati, SE., MM., Menyusun Rencana Untuk Memulai Sebuah
Bisnis, PPPPTK Bisnis dan Pariwisata, 2008
Wahono Sumadiono, Drs.,
MM., Proposal Usaha, PPPPTK Bisnis
dan Pariwisata, 2007
thanks infonya gan,,saya mau coba mneganalisis dl memakai SWOT, mungkin ini bisa membantu saya dalam memecahkan tugas saya di kampus
BalasHapusmba, bisa liat contohnya yg sudah jadi?
BalasHapusMenurut sebuah kelompok keuangan internasional, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama di seluruh dunia, terutama bagi sebagian besar masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan di negara berkembang. tantangan utama bagi sebagian besar petani ini adalah akses ke keuangan. kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi petani dalam meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengadopsi teknologi yang lebih baik. Jadi, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pertanian adalah hal yang sangat penting bagi petani atau orang lain yang mungkin berhubungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. agar setelah membaca artikel ini, kita dapat memiliki pemahaman tentang konsep keuangan dan aplikasi praktis keuangan yang penting bagi siapa saja, terutama masalah manajerial penting di bidang pertanian yang melibatkan keuangan. hubungi pedroloanss@gmail.com untuk pinjaman pertanian dan jenis pinjaman lainnya dengan tingkat 2.
BalasHapus