Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pada suatu sore, tampak
seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak
kesedihan, kekecewaan, dan frustasi
yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah
gontai dan kepala tertunduk lesu.
Sebentar sebentar, ia tertunduk dan menghela nafas
panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali, seakan dia tidak tau apa yang
hendak dilakukannya.
Saat pikirannya sedang menerawang entah kemana,
tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang
membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat ia duduk.
Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil
sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu.
Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.
Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu
teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu,
kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh
tangan isengnya?
Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau ia akan
kembali membuat sarangnya di tempat lain? Rasa penasaran itu rupanya segera
mendapatkan jawaban.
Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula.
Laba-laba itu mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap
helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal
lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk
bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru,
kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut
untuk kedua kalinya.
Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu,
diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah
sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?
Ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi
kegiatannya, kembali mulai dari awal. Dengan bersemangat, merayap, merajut,
melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba
itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut
dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si
pemuda mendadak tersadarkan.
Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan
dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat
binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, telah
membuka kesadaran si pemuda.
Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. Karena
sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah
karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Maka, melihat semangat
pantang menyerah laba- laba, dia pun berjanji dalam hati,
“Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah
mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih
giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat
laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!”
Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk
bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa
putus asa.
... “Selama kita masih memiliki tujuan yang
menggairahkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan,
karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati
kegagalan.” ...
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat
dan bernilai ibadah. .. AAMIIN ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita
yang telah lama terkunci ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar